Monday 4 March 2013

Sebuah Catatan Sebuah Kisah #2


Sebuah Catatan Sebuah Kisah #2
Pemuda itu pun terdiam. Lalu kemudian memandang jauh ke hilir sungai, seraya berkata “Apakah kamu tahu bahwa air itu adalah benda cair, dan menurut hukum fisika, air selalu mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah”
Wanita itu berbalik dan berkata “Lalu apa hubungannya dengan diriku.?”
“Entahlah, aku hanya ingin kamu seperti air tersebut, ketika ketegangan dalam hubungan mu sudah memuncak, maka cobalah untuk mengalir seperti air di sungai ini, air mengikuti sifatnya dan bukannya mengikuti hasratnya, jangan ikuti hasrat mu, tapi ikutilah sifat mu. Jika Pria itu meninggalkanmu, maka lepaskanlah biarkanlah dia mengalir pergi”, pemuda itu menjawabnya dan tersenyum pada sang gadis.
Gadis itu pun terdiam seraya memikirkan ucapan pemuda itu dengan dalamnya, hingga membuat matanya berkaca-kaca, pemuda itu kemudian mendekati gadis tersebut dan kemudian berkata.
“Aku tahu bahwa kamu adalah gadis yang setia dan penyayang, namun kesetiaan mu terus diuji”
Gadis itu tersentak dan kemudian menangis sejadi-jadinya, dia lalu menumpahkan segala isi hatinya, segala masalahnya di hadapan pemuda itu.
“Hey, jangan terlalu larut dalam tangisanmu”! kata pemuda mencoba mendiamkan. Namun gadis itu masih tetap menangis hingga berapa lamanya.
Setelah beberapa lama gadis itu menangis dan mengungkapkan perasannya, pemuda itu kemudian menepuk pundak sang gadis seraya aku berucap : “maaf aku harus segera pergi”!
Gadis itu terdiam dari tangisannya, dan berbalik melihat sang pemuda.

Bersambung ke sebuah catatan sebuah kisah #3. Cooming Soon
Comments