Sejarah Fasis Militer Jepang
Sejarah Fasis Militer Jepang - Fasisme militer Jepang dikembangkan oleh Perdana Menteri Hideki Tojo pada masa pemerintahan Kaisar Hirohito (1912 - 1989). Pada masa ini, Jepang mengalami kemajuan pesat dalam bidang perdagangan, industri, dan militer. Bangsa Jepang menganggap dirinya
keturunan Dewa Matahari (Amaterasu Omikami) dan menganggap bangsa lain lebih rendah.
Sejarah Fasis Militer Jepang
Berpedoman hal itu, Jepang melancarkan politik ekspansi ke negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Dalam melancarkan politik ekspansinya, Kaisar Hirohito melakukan usaha-usaha berikut ini.
1) Memodernisasi angkatan perang.
2) Mengagungkan semangat bushido.
3) Mengenalkan ajaran Shinto Hakko I Chiu, yaitu dunia sebagai satu keluarga yang dipimpin oleh Jepang
4) Menyingkirkan tokoh-tokoh politik yang antimiliter.
5) Mempropagandakan semboyan Nippon 3A.
6) Memperluas wilayah kekuasaannya ke negara-negara terdekat, seperti Korea, Manchuria, dan Cina.
5) Mempropagandakan semboyan Nippon 3A.
6) Memperluas wilayah kekuasaannya ke negara-negara terdekat, seperti Korea, Manchuria, dan Cina.
Alasan Jepang menjadi negara imperialisme, antara lain:
1) majunya perindustrian dan perdagangan,
2) kurangnya bahan baku untuk perindustrian, dan
3) perlunya daerah pemasaran hasil industri.
1) majunya perindustrian dan perdagangan,
2) kurangnya bahan baku untuk perindustrian, dan
3) perlunya daerah pemasaran hasil industri.
Gambar Perdana Menteri Hideki Tojo dan Kaisar Hirohito |
Fasisme Jepang bercorak militer. Fasisme militer itu dikembangkan Jepang setelah tampilnya Jendral Hideki Tojo sebagai perdana mentri. Jendral Hideki Tojo menjalankan pemerintahan diktator militer sehingg Jepang menjadi sangan ekspansif dan tampil sebagai negara imperialis.
Setelah Perang Dunia I berakhir, negara-negara pemenang perang seperti Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat, menguasai sebagian besar wilayah Asia dan Afrika. Jepang akhirnya memutuskan untuk merebut wilayah-wilayah di Asia yang telah dikuasai oleh sekutu tersebut. Untuk mewujudkan ambisi itu setiap pemuda dikenai wajib militer untuk kepentingan negara. Setelah merasa memiliki kekuatan yang cukup, Jepang segera melaksanakan niatnya. Wilayah-wilayah yang menjadi korban imperialisme Jepang antara lain, Manchuria (1935), Cina (1937), Asia Tenggara (1942). Untuk melancarkan politik ekspansinya, Jepang menempuh upaya sebagai berkut:
Sekian Sejarah Fasis Militer Jepang yang telah Garda Pengetahuan rangkum dari berbagai sumber, semoga bermafaat para pencari ilmu.